Posted on Leave a comment

Menunda Sekolah ke Luar Negeri Sebab Tak Mau Lari

Alasan menunda menaikkan artikel ini betul-betul personal sejujurnya. Sebagian tahun lalu aku pernah ada di posisi pengejar beasiswa yang akan mengerjakan apa saja untuk dapat menetap sebagian tahun di luar negeri. Sebagian tahun lalu aku ialah salah satu dari mereka yang kerjaannya tiap-tiap hari posting foto atau tulisan berbahasa Inggris di Facebook. Lalu membikin status yang intinya membandingi kondisi negara yang sedang ditinggali dengan Indonesia. Sekiranya ketika itu aku tak berjumpa Hipwee dan memastikan membikin perbedaan di sini mungkin kini aku telah masuk kedalam kelompok tamatan luar negeri genit yang menyukai berkoar-koar tanpa mengerjakan perubahan. – https://www.ichthusschool.com/sekolah-kristen-internasional

Kini, seandainya ditanya apakah masih berharap jadi tamatan luar negeri dengan gelar mentereng dan peluang memenuhi feed IG dengan foto-foto menawan ala Tumbr jawabannya tak. Tak kini. Bukan sebab takut dianggap nyinyir sebab ngomongnya ketinggian. Aku malahan takut masuk ke kategori orang yang memilih sekolah di luar negeri cuma sebab berharap lari. Mereka yang belum tahu apa yang berharap dijalankan lalu memilih sekolah 1-2 tahun sebagai distraksi berkedok belajar.

Bukan hanya sekali pernyataan ini timbul dari rekan satu lingkaran. Melanjutkan sekolah ketika sedang jenuh sekali dengan profesi terang menarik hati. Apalagi kini banyak peluang menerima beasiswa dari beraneka sumber. Sekolah tidak dipungut bayaran, bisa ilmu tanpa pusing memikirkan tarif semesteran, memperluas pergaulan dan dapat jalan-jalan waktu school break pula. Menggiurkan!

Di akhir 2016 lalu aku malah pernah mengalami kemuakan serupa. Profesi lagi banyak-banyaknya, clueless ini berharap dibawa kemana, hampir aku termakan mendaftar beasiswa ke sekolah bisnis di Taiwan. Untungnya waktu itu aku masih cukup waras sesudah membaca alternatif mata kuliah yang sesungguhnya jauh sekali dari kemauan. Aku nggak butuh belajar finance, nggak demikian itu penting juga belajar soal pajak. Rasanya kok nggak sesuai turut rebutan sesuatu yang tak demikian itu aku butuhkan. Biar orang lain saja dengan keperluan lebih ideal yang mengusahakan.

Orang yang memastikan sekolah lagi sesudah babak belur dihajar skripsi dan kenyataan dunia kerja harusnya punya visi cerlang. Ia harus tahu untuk apa ilmunya sesudah sekolah diaplikasikan. Atau lebih mendasar lagi, ia wajib tahu mengapa ia memastikan sekolah, apa yang wajib dicari lagi sesudah tahu seandainya apa yang dimiliki telah dapat menjadikan uang. Rasa haus apa yang wajib lantas dipecahkan rasa kerontangnya.

Sementara buat orang yang hanya belum tahu wajib melakukan apa sekolah malahan tak menyelesaikan persoalan utamanya. Bayangkan sebuah jerawat yang belum matang melainkan telah diinvasi melalui facial beringas. Bukannya sembuh ia malahan dapat infeksi dan memunculkan bekas jerawat berkepanjangan. Terburu-buru mengerjakan sesuatu cuma sebab sedang merasa tak nyaman kesudahannya dapat buruk sekali. Meninggalkan jejak, menyakiti, mengecewakan diri sendiri. – https://www.ichthusschool.com/jakarta-international-school

Yang kerap kita lupa, hidup sesungguhnya baru diawali selepas graduation ceremony. Sesudah episode curhat berkepanjangan di sosial media sebab pelaksanaan thesis yang hampir meledakkan kepala. Kembali ke Indonesia membuatmu sadar seandainya kesusahan wajib masak sendiri tiap-tiap waktu tak ada apa-apanya dibanding wajib memotivasi diri sendiri yang wajib mengawali dari nol lagi. Sesudah memperoleh gelar baru bertambah satu lagi tantanganmu kembali ke spot nol untuk mengulang pelaksanaan menumbangkan diri sendiri.

Baca Juga : Christian High International School

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *